Pengertian lingkungan hidup
sebenarnya merupakan matriks fisikal dari pada gugus-gugus sumberdaya alam
dalam suatu tatanan dimensi ruang yang terbatas, baik yang meliputi di kawasan
perkotaan (urban) maupun di wilayah-wilayah (supra urban). Saat
kaca mata dunia telah terbutakan dengan kemewahan dan kemutakhiran teknologi,
seolah lingkungan yang dulu asri dan membawa ketenangan telah terabaikan. Keadaan
lingkungan yang kita inginkan adalah lingkungan yang membawa ketenangan dan
keserasian dengan aktivitas kita sebagai manusia. Dapat kita saksikan sekarang
ini, kerusakan lingkugan dan ekosistem telah terjadi di banyak sektor dan ruang
lingkup. Baik di lingkungan pedesaan dan tentunya di lingkungan perkotaan yang
sudah jelas menjadi faktor terbesar penyebab kerusakan tersebut. Kerusakan
lingkungan dan sumberdaya alam yang telah terjadi meliputi : kerusakan hutan,
keruskan daerah aliran sungai, kehilangan biodiversity, erosi tanah/lahan yang
berlebihan, proses penangkapan ikan yang berlebihan dan caranya yang salah,
pencemaran udara, dan lain-lain.
Permasalahan lingkungan hidup yang
dihadapi merupakan tantangan bagi umat manusia untuk tetap menjaga dan
melestarikan bumi ini tanpa adanya efek negatif yang akan timbul yang
diakibatkan kegiatan manusia sendiri. Namun, masalah sekarang ini yang dapat
diamati adalah ketidaksadaran manusia dalam menjaga lingkungannya mulai dari
hal yang kecil seperti membuang sampah pada sebenar-benarnya tempat. Langkah
kecil ini mungkin akan mulai menumbuhkan kesadaran kita akan kecintaan terhadap
lingkungan hidup.
Selain
keadaan lingkungan di sekitar kita yang terabaikan, sumber daya alam yang
selama ini menjadi inti penghidupan manusia juga terabaikan dalam
pemanfaatannya. Proses pemanfaatan sumber daya alam yang dijalankan belum
sepenuhnya memperhatikan segala etika dan peraturan yang telah ditetapkan dalam
pemanfaatan tersebut. Beberapa contoh yang kita ketahui adalah eksploitasi
tambang emas yang berlebihan. Penggalian di lahan pertambangan terus saja
dilakukan tanpa mempertimbangkan kerusakan lingkungan sekitarnya. Misalnya
penggalian tambang emas yang terjadi di Papua oleh PT Freeport Indonesia.
Penggalian yang semakin dalam dan meluas telah merusak dan menggangu
kesinergisan ekosistem di lingkungan tersebut. Dan salah satu ekosistem yang
hancur tersebut adalah ekosistem hutan. Hutan merupakan habitat bagi ribuan
flora dan fauna dan merupakan pusat keanekaragaman hayati. Selain hutan,
kerusakan juga bisa kita lihat di lingkungan perairan atau laut. Contohnya
adalah terumbu karang. Terumbu karang yang indah merupakan tempat bagi berbagai
jenis ikan, hewan dan organisme lainnya. Namun, sekarang terumbu karang di
Indonesia khususnya telah banyak mengalami kerusakan. Kerusakan yang terajdi ternyata
akibat ulah manusia itu sendiri. Mereka melakukan cara penangkapan ikan yang
salah (illegal fishing), misalnya dengan pengeboman, pemakaian racun, dan
lain-lain.
Masih
banyak contoh kerusakan yang terjadi terhadap lingkungan sekitar kita. Bila kita
amati, semua kerusakan yang terjadi itu disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
faktor manusia dan faktor alamiah, baik karena pengaruh hewan, tumbuhan,
keadaan alam, dan lainnya. Tapi kebanyakan semua itu terjadi tidak lain dan
tidak bukan karena ulah manusia. Manusia memiliki hak untuk memanfaatkan
kekayaan alam sebagai anugerah Tuhan YME. Namun, terkadang manusia lupa akan
kewajibannya menjaga, merawat, serta melestarikan kekayaan alam tersebut.
Karena keserakahannya pun manusia akan melakukan apapun demi tercapainya tujuan
yang ia inginkan.
Penanganan
dan pengendalian kerusakan pun mulai banyak digalakan. Konsep Go Green
misalnya, suatu konsep yang disusun untuk terciptanya bumi yang hijau dan bebas
polusi dan pencemaran lainnya. Konsep ini diharapkan mampu memperbaiki keadaan
lingkungan dan bumi yang sudah rusak ini. Penerapan konsep tersebut tidaklah
mudah, membutuhkan partisipasi dari semua kalangan, mulai dari kalangan atas (pemerintah, petinggi negara,
pengusaha dan lainnya) hingga kalangan masyarakat biasa. Konsep ini telah
bergulir selama beberapa tahun, namun hasilnya belum semua kalangan masyarakat
sadar dan menerapkan konsep yang dirasa akan mengubah keadaan bumi ini.
Beberapa
tahun ke belakang, kita telah dihadapkan dengan suatu keadaan bumi yang tidak
jelas cuaca dan iklimnya, yaitu pemanasan global (global warming). Pemanasan
global telah menyebabkan perubahan cuaca yang ekstrim khususnya di Indonesia.
Pergantian musim di Indonesia sekarang ini berjalan tidak teratur. Sehingga
menyulitkan petani dalam bercocok tanam misalnya.
Masalah
ini harus kita atasi bersama. Walaupun tidak secara langsung megubah dan
menghentikan masalah ini, setidaknya kita telah mencoba untuk mengurangi dampak
dan efek dari pemanasan global. Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam
penanganan dampak pemanasan global, diantaranya :
1. Hemat
dalam penggunaan energi listrik. Setiap hari kita menggunakan energi listrik,
dan mungkin kita tidak pernah menghitung berapa kilo watt listrik yang kita
gunakan tiap harinya. Apalagi sekarang ini hampir semua alat yang mempermudah
dalam aktivitas hidup manusia telah memanfaatkan energi listrik. Kita telah
dimudahkan dan dimanjakan dengan alat-alat yang canggih dan bersumber energi
listrik. Padahal energi listrik adalah faktor yang cukup besar yang
mengakibatkan pemanasan global. Saatnya kita menghemat penggunaan energi
listrik.
2. Melakukan
penghijauan (reboisasi). Dalam skala kecil kita dapat menciptakan penghijauan
di lingkungan rumah kita. Misalnya banyak menanam tanaman dalam pot, menanam
pohon yang mempunyai daya serap air yang cukup besar dan lainnya. Dan dalam
skala besarnya, kita melakukan penghijauan hutan yang telah gundul. Namun,
untuk menjadikan hutan yang hijau kembali butuh waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu, saat melakukan penebangan satu pohon maka kita harus menanam
kembali seribu pohon sebagaimana program pemerintah.
3. Mengurangi
kadar karbondioksida di udara. Cara ini bisa kita lakukan dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor setiap hari. Karena produksi karbondioksida dari
kendaraan bermotor sangatlah besar. Menghemat dalam penggunaan bahan bakar
fosil. Selain itu, kita bisa menanam pohon di sekitar rumah untuk menciptakan
iklim lingkungan yang sejuk dan rindang.
Masih
banyak cara yang dapat kita lakukan dalam mengurangi dampak pemanasan global
dan kerusakan lingkungan lainnya. Mulailah dari hal yang kecil untuk melakukan
perubahan besar untuk terwujudnya bumi yang hijau dan asri. Kesadaran akan kerusakan
lingkungan dan rasa tanggung jawab terhadap kerusakan ini adalah modal awal
untuk melakukan perubahan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar